Kamis, 03 Maret 2011

MIRACLE - On the New Year's Eve (2011)


Miracle On the New Year's Eve
Cerpen by: Radika A Habibie


Nama gadis itu Mala. Aku mengenalnya sejak masih di SD. Waku itu aku masih culun, polos, dekil dan masih belum tahu apa-apa soal yang namanya percintaan. Waktu itu temanku sebangku, Maida bilang, "Radika, lu dapet salam, tuh!"
"Salam... dari siapa?" tanyaku balik.
"Itu dari si Mala," jawabnya. Karena dulu aku memang nggak mengerti soal ini, aku hanya menjawab iya, iya dan iya. Yah, boleh di bilang nggak banyak yang aku tahu soal Mala ketika aku di kelas 4.

Waktu di kelas 5 aku juga masih belum kenal Mala. Karena ketika itu aku dan dia berbeda kelas. Aku di kelas 5-2, sedangkan Mala di 5-1. Oya, nama lengkapnya Amalia Nurmala Sari. Nah, waku kelas 5 ini aku mulai mendengar yang namanya "pacaran" dari teman-teman. Aku sendiri belum pernah pacaran. Bukannya nggak mau. Hanya saja aku nggak tahu bagaimana pacaran. Aku sendiri orangnya pendiam dan sangat pemalu. Apalagi yang namanya sama cewek.

Ketika aku kelas 6 SD, barulah aku bisa mengenalnya. Sebenarnya sejak kelas 5 aku sudah mulai suka yang namanya lawan jenis, alias ceweq. Awalnya aku tidak suka sama Mala. Namun setelah beberapa lama duduk di kelas 6, aku bermimpi. Dan di dalam mimpiku itu ada dia, Mala! Sejujurnya, itu merupakan mimpi yang sangat indah.

Sejak mimpi itu, aku sering memperhatikan Mala, memandangi wajahnya diam-diam. Mungkin waktu itu aku mulai jatuh cinta padanya. Hahaha, mungkin ini yang namanya cinta monyet! Tapi sayangnya aku tidak bisa mengatakan semua perasaanku kepadanya. Perasaan itu terus berlanjut saat aku sedikit dekat dengan Mala. Aku senang bisa menjadi teman dekatnya. Sayangnya waktu itu aku lihat Mala dekat dengan salah satu temanku, Adrian namanya.

Aku perhatikan mereka dekat sekali. Ngobrol berdua.. Berhadap-hadapan, lagi... Melihat pemandangan seperti itu sebenarnya sedih juga. Entah bagaimana, perasaanku menjadi aneh. Sahabatku Fajri malah bilang, "Rad.. Rad.. Lihat, tuh Rad!? PDKT.. PDKT.."
"Iya, gua liat, kok!" jawabku singkat dengan nada datar dan wajah sedikit cemberut.
Sebenarnya Fajri bukannya ingin cengin aku. Karena dia juga toh tidak tahu perasaanku terhadap Mala. Dan aku juga tidak pernah terbuka kepada siapa pun soal ini, juga tidak ke Fajri.

Pernah sekali waktu, waktu itu Adrian habis disunat jadi jalannya agak susah. Waktu latihan drama di rumahnya, karena rumah Adrian tingkat dua, saat dia ingin naik tangga, dia agak kesulitan. Lalu, langsung saja Mala datang membantu. Ia menuntun Adrian pelan-pelan. Ya Allah, melihatnya saja hati ini rasanya sakit seperti ketiban pohon. Eh, teman-teman yang lain malah sorak-sorak, "Cieee... Cieeee..." Dan aku hanya bisa diam dan tersenyum dipaksakan. Sakit sekali melihat pemandangan itu. Dan yang paling parah lagi, tiap Adrian ngobrol denganku, dia selalu membicarakan Mala, Mala dan Mala. Arrgggh!!! Itu di hati. Di luarnya aku hanya tersenyum. Sampai akhirnya perpisahan SD, itu moment yang paling mengharukan bagiku.

Memasuki SMP aku mulai merasakan kehilangan. Awalnya aku masih sering sms-an dengan Mala, tapi setelah beberapa lama aku kehilangan nomor handphonenya. Barangkali karena ia mengganti nomer ponsel dan aku juga sempat mengganti nomer tanpa sempat memberitahunya. Aku benar-benar kehilangan kontak. Rasanya, kelas 7 ini merupakan masa terburuk bagiku. Aku mulai berubah menjadi anak bandel. Aku suka membolos. Sering berbohong. Astaghfirullah... Entahlah, bisa jadi ini karena aku sangat kehilangan Mala. Tapi aku beruntung, tidak sampai terjerumus dengan yang namanya merokok, apalagi narkoba.

Berkat teman-teman, aku pun mulai tahu cara mengungkapkan perasaanku kepada lawan jenis. Mereka, teman-teman baruku, memberitahu caranya karena rata-rata hampir semua teman-temanku sudah mengenal yang namanya... pacaran! Hahaha.. Namun, entah kenapa aku tidak tertarik pada beberapa teman perempuan di SMPN 3 sekolahku ini. Yang aku pikirkan hanya Mala, Mala dan Mala. God, seperti tak pernah bosan aku menunggunya, berharap bisa bertemu lagi.

Berlanjut ke kelas 8, aku masih belum dapat kabar soal Mala. Sempat aku putus asa menunggunya. Akhirnya aku dekat dengan seorang cewek, Brenda namanya. Tetangga sepupuku. Sempat PDKT dengannya cukup lama, namun setelah jadian, aku hanya bertahan satu bulan dengan Brenda. Hahaha... aku hanya sucker kalau soal ini.

Setelah aku kenal Facebook, aku coba search facebooknya Mala. Beberapa nama aku coba, tapi hasilnya.. tidak ada. Aku coba tiap aku ada kesempatan online. Hasilnya tetap nihil! Setelah beberapa lama, ada yang mengirim message ke inbox-ku. Namanya 'Amel Ciee Bawel' kalau tidak salah. Aku benar-benar tidak kenal siapa dia. Dia minta nomor HPku. Dan setelah aku melihat profil pic-nya, ternyata... dia adalah Mala! Begitu aku tahu facebooker itu Mala, aku sontak kegirangan. Sampai-sampai temanku, Indra, yang kebetulan ada di sebelahku waktu itu, kupukul! Sangking girangnya. Hahaha... Maaf ya Ndra.

Sejak aku mulai kontak dengan Mala lagi, aku menjadi lebih sering tersenyum. Karena dulu aku sering sedih karena masa-masa suramku di kelas 7. Sekarang aku bisa ngobrol lagi dengan Mala. Ah, senangnya. Meski saat itu yang kami bicarakan cuma sebatas teman-teman dan rencana reunian SDN 07. Tetap saja membuatku seperti hidup lagi. Hahahaha... Setelah beberapa lama, dan menjelang bulan Ramadhan, aku akhirnya nembak Mala. Yap, aku menyatakan cinta padanya. Yeah, aku sudah bosan memendam rasaku diam-diam selama ini. Aku tak peduli apa respon Mala, yang aku ingin hanya dia tahu bahwa aku mencintainya.

Saat itu Mala tidak menjawab atau menanggapi apa-apa. Perasaanku malam itu campur aduk. Gelisah, malu dan takut. Aku takut Mala marah padaku. Akhirnya kami melanjutkan obrolan biasa dengan Mala. Yeah, aku sedikit pesimis untuk mendapatkan cintanya. Dan waktu terus berjalan tanpa aku mendapatkan jawaban.

Lalu aku kenal seorang cewek, Citra namanya. Mulanya dia mengirim message padaku. Lalu aku dan Citra mulai sering sms-an. Dari sms-sms Citra, aku menangkap pesan sepertinya dia suka padaku. Malam itu aku bingung. Aku masih memiliki rasa terhadap Mala. Namun dia tidak juga memberikan jawaban apa-apa. Akhirnya aku mencoba untuk nembak Citra. Ternyata... dia langsung menerimaku! Hahaha, rasanya aneh. Baru saja sehari sms-an dengannya, ternyata aku malah jadian dengannya. Aneh bukan? Hahaha.

Hari-hari sejak Citra hadir merupakan masa-masa yang cukup indah bagiku. Namun, di balik semua itu aku masih memikirkan Mala. Jauh di lubuk hatiku, aku masih ada rasa dengan Mala. Aku masih menunggu waktu dimana aku bisa menjadi pacarnya. Hubunganku dengan Citra juga tidak berjalan lama. Baru jalan 3 bulan, dia pindah rumah. Semula kami bicara baik-baik soal mengakhiri hubungan ini. namun ada perkataannya yang membuatku sakit hati. Dari situ aku mulai membencinya.

Hidupku pun kembali sepi. Biasa-biasa saja. Untungnya aku kenal seorang cewek baik, Dian Rahmawati. Dia sahabat baikku sekarang. Aku dan Dian cukup akrab karena kesamaan selera musik kami, yaitu Korean pop. Kami sering membahas tentang Korea. Sampai-sampai aku memanggil Dian dengan sebutan 'Kakak Ipar', karena saat kami ngomongin soal Kimbum, Dian bilang dia adalah tunangannya Kimbum. Hahaha, khayalan tingkat tinggi dia. Lalu aku menimpalinya mengkhayal dan aku bilang Kimbum itu kakakku. Hahaha. Dari situlah Dian memanggilku 'adik ipar' sebagaimana aku memanggilnya 'kakak ipar'. Mungkin sedikit aneh, tapi aku senang bisa memiliki Dian sebagai sahabatku. Dia ramah, baik dan tempat untukku bercerita setiap aku ada masalah.

Ups, aku hampir lupa menceritakan soal sahabat-sahabat terbaikku. Ilham dan Wibi. Mereka ini lah teman terbaikku selama ini. Ramah, Baik, Konyol pokoknya segala macam predikat adalah pada mereka. Dengan mereka lah aku biasa hang out bertiga. Ngobrol ini dan itu. Kalian memang sahabat-sahabatku yang selalu menyenangkan, bro!

Beberapa waktu lalu aku liburan ke Pelabuhan Ratu, sambil menengok kakeknya sepupuku. Namanya kampung, jadilah disana tidak ada apa-apa dan cukup membosankan. Untuk menghilangkan kejenuhan, aku coba saja sms Mala. Ternyata dia membalas pesanku. Akhirnya kami ngobrol panjang lebar, ini dan itu. Dia cukup tahu tentang Pelabuhan Ratu. Senang rasanya bisa ngobrol dengannya. Malam itu aku banyak tertawa dan sedikitnya membuatku terhibur dan membuang rasa bosan itu jauh-jauh.

Esok harinya aku pergi ke laut dengan kedua orang tua dan adik-adikku serta yang lain. Di sana asyik sekali. Berenang sepuasnya, lalu kami makan ikan bakar. Hmm, makan ikan bakar disini lain. Rasanya jauh lebih segar. Dan ditemani bunyi hempasan ombak, rasanya benar-benar... sempurna!

Aku memandang ke arah laut dan langit sambil membatin, 'andaikan ada Mala di sini. Pasti semuanya akan terasa lebih sempurna'. Kebetulan Ayahku menemukan tempat yang berpasir halus, pantai yang lebih bersih. Karena tempat kami bermain semula begitu banyak karang dan bebatuan. Dan di pantai berpasir itu kutulis namaku "Dika" lalu dibawahnya kutulis "Mala". Dan kuabadikan dengan kamera ponselku. Tapi, karena malu dengan Ayah, maka yang ku-shoot hanya namaku saja.

Beberapa waktu kemudian, tepat dimalam tahun baru 2011, semula aku, Ilham, Alif dan Wibi ingin jalan-jalan ke Jakarta untuk melihat kembang api. Sayangnya Wibi tidak bisa pergi karena harus ke Jogja bersama keluarganya. Aku pun harus ikut keluargaku ke Bandung. Akhirnya aku dan teman-teman membatalkan rencana kami. Lagipula Ilham pergi ke rumah saudaranya. Tapi ternyata saat jam 7 malam, Ibuku bilang aku tidak perlu ikut ke Bandung. Akhirnya aku pergi ke warnet. Niatnya sekalian menunggu larut malam. Padahal sebenarnya aku ingin juga ke Bandung.

Ketika aku sedang online, Mala mengirimkan pesan.
"Hey, lagi ngapain..?"
"Lagi di warnet aja. BT ga jadi tahun baruan sama temen-temen," kataku.
"Tahun baruan bareng gua, yuk!?" ajak Mala kemudian.
"Lo emang dimana, sama siapa?"
"Gue lagi di Blueberry regency, bareng temen gua."
"Dimana, tuh La? Hehe maklum gua anak kampung ga tau tempat itu. Lagian, gua 'kan ga kenal sama temen lo. Nanti gua diam-diem aja lagi.."
"Tenang aja, lo sama gua ya..."
"Ooh, ya udah. Ok!"

Saat itu aku benar-benar senang sekali. Celakanya, Rofi juga mengajakku tahuan baruan. Duh, bingung juga aku mesti memilih Mala atau dengan teman-teman. Ya, Tuhan.. baru saja aku mau bertemu dengan perempuan yang dari dulu aku idamkan, Rofi malah mengajakku jalan. Biar bagaimanapun aku harus solider dengan teman, tapi aku juga ga mau melewatkan kesempatan dengan Mala ini.

Akhirnya terpaksa aku merelakan tidak bertemu dan tahun baruan dengan Mala. Aku mengajak Alif ke rumah Rofi. Ternyata di rumah Rofi sepi. Padahal kata Rofi rame, ada Denny dan AG. Akhirnya kami tahun baruan bertiga. Niatnya mau jalan-jalan. Tapi tiba-tiba Mala sms dan bilang mau ngajak ketemuan di lapangan Graha. Senangnya bukan main aku saat itu. Tanpa pikir panjang aku langsung menjawab 'iya'!. Dan langsung saja aku mengajak Rofi dan Alief segera ke lapangan Graha. Di jalan begitu ramai. Suasana keramaian malam tahun baru seperti mewakili perasaanku saat itu. Di tengah kegembiraan, aku memainkan klakson motor kami. Berisik sekali. Tapi, its cool. It's so excited!! Aku menikmati keramaian itu di tengah kegembiraanku. Yipiiiiy!!!

Sesampainya di lapangan, disana ramai sekali. Ada yang duduk-duduk, ada yang dangdutan (karena kebetulan di lapangan ada dangdut), dan lain-lain. Sambil menunggu Mala, aku, Rofi dan Alief ngobrol dan becanda. Akhirnya datang seorang cewek berambut sedang, berkuli putih dan wajahnya sudah tidak asing bagiku. 'Amalia Nurmala Sari'!!! "Ya Allah, inikah Mala yang dulu kukenal? Dia sangat berbeda sekali semenjak terakhir aku bertemu, batinku tak menentu. Antara kagum dan rindu. Aku menatap Mala, hampir tak berkedip. Untung saja waktu itu malam dan tidak terlalu terang. Kalau tidak, barangkali dia bisa melihat seperti apa ekspresiku waktu menatapnya.

Saat itu waktu tepat menunjukkan pergantian tahun, jam 12 malam. Selamat tinggal 2010, selamat datang 2011. Selamat tinggal kesedihan, selamat datang keceriaan, batinku tersenyum. Sesaat kemudian aku dan teman-teman memutuskan untuk berjalan-jalan mengikuti orang lain yang ramai di sekitar itu. Alief berboncengan dengan Rofi dan aku,,, memboncengi Mala!!! Rasanya??? Hahaha, kalian tahulah seperti apa rasanya orang yang baru ketemu dengan orang yang dikangeni. Senangnya ruaaarrr biasa! Malu, tentu saja. Akhirnya aku mengajaknya berputar-putar keliling regency. melihat kembang api yang indah dan berwarna-warni. Aku dan Mala bicara banyak hal, tapi sejujurnya aku sangat grogi malam itu. Yeah, maklum saja, aku sudah 3 tahun tidak melihatnya. Setelah puas menyaksikan kembang api, akhirnya kami semua sepakat ke rumah Mala. Walaupun semula Rofi tidak setuju.

Di rumah Mala, aku dan Mala terus ngobrol sepanjang waktu. Ada saja yang kami bicarakan. Tanpa terasa, lewat dari jam 1 dini hari. Aku baru ingat pesan dari orang tuaku agar aku tidak pulang terlalu malam. Akhirnya aku pamitan dengan berat hati. Rasanya aku masih ingin lebih lama lagi disana.

Aku, Rofi dan Alief bergegas pulang malam itu. Sempat kami tersesat dan melalui jalan yang salah beberapa kali, bahkan sampai memasuki... kuburan! Hahahaha. Kami semua ngeri dan ketakutan. Untunglah akhirnya ketemu jalan keluar. Setelah mengantar Rofi pulang, aku mengantar Alief dengan motorku. Sesampai di rumah, aku terkejut sekali karena orang tuaku masih menunggu. Katanya budheku mendadak kurang sehat. Jadilah aku ikut ke Bandung. Waaa, senangnya.

Sumpah, malam itu aku senang sekali. Malam tahun baru itu seperti 'a Big Miracle in the New Year's Eve'.. Bertahun baruan dengan teman-teman se-gank, bertemu dengan Mala... dan kumpul bersama keluarga ke Bandung.

Keesokan harinya aku bilang ke Mala kalau aku sangat senang sekali malam itu. Ternyata dia juga merasakan hal yang sama. So, semenjak hari itu aku semakin dekat dengan Mala. Aku makin sering sms-an. Dan, sempat kukirimkan sepenggal puisi untuknya. Dan, akhirnya kemarin, 21 Januari 2011, aku kembali menyatakan perasaan cintaku pada Mala. Perasaan yang sama seperti dulu kembali aku rasakan. Namun kali ini dia memintaku untuk memberinya waktu. Tentu saja aku memberinya waktu. Aku juga menceritakan hal ini ke Dian, dan dia memberikan aku dukungan. Akhirnya setelah aku menunggu, tak kusangka pas 24 Januari 2011 Mala memberikan jawaban. Ia menerimaku!

Aku sempat tak percaya. Sampai-sampai aku harus memastikannya dan kutanya lagi ia beberapa kali. Hingga aku yakin bahwa ia menjawab "ya". Sungguh, aku tidak tahu mesti berkata apa. Senang tentu saja. Betapa senangnya karena penantianku selama ini, selama 3 tahun menunggunya, menunggu seorang Amalia Nurmala Sari, akhirnya tidak sia-sia. Aku sangat bahagia bisa memilikinya sekarang. Dan aku tidak ingin menyia-nyiakan seorang yang telah lama kucintai. I love you from yesterday, now and forever!

I love you, I need you
I love you, I need you
Now, our love has just begun
Please promise it upon the fifth finger

 The time that feels like a dream
The happy beginning
Pray for them before going to sweet sleep
I love you, I need you
Forever...

*** The End ***
Radika A. Habibie
Januari 2011